Tugas 2 IBD
Menganalisi Unsur
Kebuadayaan film “Negeri 5 Menara”
Review film “Negeri 5
Menara”
Bermula dari suatu kisah,
seorang anak yang bernama Alif yang tinggal di sebuah desa dekat danau
Maninjau, Bukittinggi, Sumatera Barat. Nah, dia baru saja lulus madarasah
tsanawiyh setingkat smp.
Prestasinya juga cukup
membanggakan yaitu masuk 10 besar peraih NEM se-kabupaten Agam. Nah, Alif
semula memiliki rencana bersama teman dekatnya, Randai, yaitu melanjutkan studi
ke jenjang SMA terbaik di Kota. Akan tetapi, rencana itu tinggal rencana,
karena, ibu Alif kurang setuju untuk menyekolahkan Alif ke jenjang SMA dengan
berbagai alasan, Ibu Alif yang berlatar pendidikan agama yang kuat menginginkan
agar Alif melanjutkan studi ke sekolah agama, agar Alif benar benar fokus di dunia
agama. Akan tetapi Alif menolak rencana tersebut, Alif yang semula berharap
agar Ayahnya ikut mendukungya masuk ke SMA, namun ternyata ayahnya lebih
mendukung ibunya. Akhirnya Alif pun berdiam diri di kamar, mogok bicara selama
kurang lebih tiga hari. Nah, selama pemogokan itu, dia berkirim surat dengan
Pak Etek Gindo, yang sedang belajar di Mesir, beliau menyarankan agar Alif
melanjutkan studinya ke Pondok Madani, banyak kenalan beliau yang fasih bahasa
Arab dan bahasa Inggris berasal dari sana.
Akhirnya usul tersebut
diterima Alif, dan Alif pun mengutarakan niatnya untuk melanjutkan studi di
Pondok Madani Ponorogo Jawa timur ke ibunya. Ibu dan ayahnya cukup terkejut
mendengar keputusannya, dan akhirnya ayah Alif mengantarkannya ke Jawa timur menaiki
bus. Sesampainya,
disana mereka menuju ke Pondok Madani, diantar salah satu murid pondok tersebut
yang berjaga di terminal. Sesampainya di Pondok Madani, Alif dan ayahnya
melakukan tur singkat mengelilingi pondok. Ternyata untuk diterima menjadi
murid Pondok Madani harus menjalani serangkaian tes ujian tertulis dan lisan.
Dengan berbekal persiapan dua hari akhirnya Alif berhasil melalui tes dan
diterima diantara ribuan pelamar. Acara pembukaan penerimaan siswa baru pun
dibuka oleh Kiai Rais, pimpinan Pondok Madani. Alif memiliki teman dekat yaitu,
Said asal Surabaya, Atang asal Bandung, Baso asal Sulawesi, Raja dari Medan,
Dulmajid asal Madura. Nah kelima temannya tersebut sering berkumpul di kaki menara masjid maka dari
itu kawan kawannya yang lain menjuluki kelompok ini Sahibul Menara (penjaga
menara).Tak
lama berselang, teman kampungnya Alif, Randai mengirim surat perihal dirinya
telah diterima di salah satu SMA favorit di kota, mengetahui hal tersebut,
terbesit rasa iri Alif terhadap Randai yang dapat melanjutkan studi ke SMA.
Terbesit pula rasa ragu-ragu apakah keputusannya masuk ke Pondok Madani itu
tepat.
Hari yang paling dinanti-nantikan oleh
murid-murid PM adalah hari Jum’at, hari libur, sementara hari sabtu sampai
kamis masuk ke kelas. Dengan adanya peraturan wajib melakukan percakapan sehari
hari menggunakan 2 bahasa, bahasa Inggris dan Bahasa Arab, ditambah setiap tiga
kali seminggu wajib pidato bahasa Inggris dan bahasa Arab, maka dalam waktu
relatif singkat, keenam anak itu mulai merasakan perkembangan cukup pesat dalam
berbahasa, terutama Baso dan Raja, yang selalu mendominasai hampir semua mata
pelajaran. Dengan segala rutinitas yang melelahkan, canda dan tawa ala pondokan
antara Sahibul menara, tak terasa ujian telah datang, ujian pertama kali bagi
mereka, dan dengan segala perjuanngan Alif dan teman-temannya berhasil melalui
ujian tersebut dengan hasil yang cukup memuaskan. Setelah itu, mereka akan
mendapat libur selama 2 minggu, mengingat ongkos perjalanan dan waktu tempuh
yang cukup jauh diantara para sahibul menara, alif dan baso tidak kembali ke
pulang kampung. Tak lama berselang ada berita yang cukup
menghebohkan yakni kedatangan keluarga Ustad Rais dan yang membuat heboh anak
putri Kyai Rais yang bernama Sarah, mengingat PM, adalah Pondok khusus
santriwan, maka hal tersebut cukup menghebohkan. Setelah berkali kali gagal,
Alif pun mendapat kesempatan berkenalan dengan Sarah, setelah berhasil
mewawancarai Kyai Rais dengan baik, dia mendapat tugas untuk memfoto keluarga
ustad Khalid sekeluarga, mengingat Sarah sebentar lagi akan dikirim ke Pondok
Pesantren khusus perempuan di Yogya. Setelah berhasil memfoto, dan dapat
kesempatan foto bareng, hati Alif pun berbunga-bunga. Dengan segala ksiah kisah
yang menarik dan unik kehidupan sehai-hsri anak-anak Pondok Madani.
Akhir
ceritanya yaitu persiapan Alif dkk yang saat ini telah kelas 6 mempersiapakan
acara pagelaran multi seni yang terhebat yang bisa mereka produksi kepada
almamater tercinta. Pagelaran yang akan mereka usung adalah The Great Adventure
of Ibnu Batutah. Dengan segala hambatan dan persiapan yang membutuhkan lama,
kerja keras mereka terbayar lunas, dengan sukses menampilkan acara yang
memukau, dan mendapat pujian dari kiai Rais.
Analisi unsur Kebudayaan film 5 Negeri Menara
Setelah saya mereviwe fim 5 negeri menara saya
mendapatkan unsur kebudayaan dalam film tersebut dalam unsur tersebut
kebudayaan yang diangkat adalah kebudayaan Padang, Sumatra barat dan islam. Unsur
kebudayaan Padang, Sumatra Barat dalam film 5 negeri menara yaitu rumah adat
padang, Sumatra barat, pakaian khas dari padang, Sumatra barat dan bahasa
daerah.
- Rumah adat padang disebut juga Rumah Gadang atau Rumah Godang nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.
- Pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masing-masing provinsi ini memiliki suatu cerita masing-masing. Tidak terkecuali Propinsi Sumatera Barat yang mayoritas dihuni oleh masyarakat beretnis Minangkabau. Sebagai wilayah yang dikenal dengan akar budaya yang kuat, setiap aturan seperti penggunaan pakaian dapat dijadikan cermin dari nilai-nilai dan norma yang dianut dalam tradisi masyarakat Sumatera Barat. Untuk pakaian adat untuk wanita anatara lain Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang, Baju Batabue (Baju Bertabur), Minsie, Tingkuluak (Tengkuluk), Lambak atau Sarung, Lambak atau Sarung, Dukuah (Kalung) Galang (Gelang), dan Palaminan. Untuk pakaian pria antara lain pakaian penghulu, destar, baju, sarawa, sasamping, cawek, keris, candang, sandang dan tungkek.
- Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia. Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban.
Dalam
pondok madani unsur kebudayaan islam tersebut sangat kental terhadap bahasa.
Terutama bahasa arab yang harus dipelajari 3 kali dalam seminggu yang diajarkan
kepada santriwan yang berada dipondok madani, tetapi bukan hanya bahasa arab
saja yang ditekuni oleh santriwan ada juga bahasa inggris. Sama seperti halnya
bahasa arab bahasa inggris juga diajarkan 3 kali seminggu yang diajarkan oleh
ustad yang propesional yang mahir dalam bahasa arab dan inggris.
Dan ada juga unsur kebudayaan islam yang melekat
pada film tersebut yaitu pembelajaran hidup islami dimana pembelajaran hidup
islami mengajarkan disiplin dalam waktu, jujur, dan sopan santun terhadap orang
tua. Dimana dalam hal ini 3 hal ini sudah menghilang dari kehidupan anak remaja
sekarang.
Komentar
Posting Komentar